Senin, Juli 28, 2008

Meulabohku Sayang

Pernahkah anda mendengar kota Meulaboh? Mungkin anda-anda dengan nilai geografi A+ atau pernah menyimak berita tentang bencana alam dahsyat tsunami, dan tentunya yang berkampung di Aceh pasti langsung manggut-manggut.
Kota Meulaboh yang merupakan kota kelahiran pahlawan nasional Teuku Umar merupakan kota dengan aktivitas yang sangat komplek dengan beragam kultur yang ada di dalamnya. Kota ini berbentuk peninsula dengan pantai yang sangat indah, terdapat pantai yang berpasir maupun yang berkarang.
Nama Kota Meulaboh sendiri berasal dari dua suku kata meu (mau) dan laboh (labuh) dari bahasa jame atau baekho yang merupakan bahasa umum yang terdapat di ABAS atau Aceh Barat Selatan, yang artinya mau berlabuh. Hal ini tidak mengherankan karena di kota ini memang terdapat pelabuhan yang sejak jaman dahulu hingga sekarang senantiasa ramai.
Cikal bakal aktivitas perdagangan dan jasa di Kota Meulaboh secara tidak langsung berasal dari kegiatan pelayaran. Dahulunya, para pedagang dari Minang, India, dan Cina memasuki kota ini melalui pelabuhannya. Maka tidak heran bahasa penduduk di Meulaboh kebanyakan berbeda dengan bahasa Aceh asli.
Walaupun tsunami pernah menerjang, Kota Meulaboh masih tetap menunjukkan geliatnya sebagai kota perdagangan jasa yang potensial. Salah satunya menata ulang koridor Jalan Teuku Umar yang sudah dipenuhi ruko-ruko yang sangat teratur.
Bagi anda penikmat kuliner dengan selera tinggi jangan lupa untuk mencicipi mie kepiting dan kopi tubrok (kopi terbalik) yang menjadi kuliner favorit para penduduk lokal dan tentunya bagi pendatang. Apalagi warung kopi tubrok itu letaknya pas di pinggir Pantai Batu Putih dengan pemandangan sunset nya yang eksotis. So, kalau anda berencana akan singgah ke provinsi NAD, jangan lupa berkunjung ke kota ini.
Pokok'e maknyus pemirsa.. (^^,)V