Rabu, Mei 19, 2010

Insomnia atau Sulit Tidur?

Batin berteriak memerintah kedua mata terpejam, namun bunyi si jarum detik yang terkurung dalam jam dinding sebelah poster gede Ryan Giggs, Tik..tik..tik.. seolah-olah berdentang menyaingi lonceng gereja di hari minggu. Mengintip HP, jam dua pagi, hampir dua jam sejak gw naik ke kasur. Sepertinya ini efek kopi Jowo item yang tadi gw tenggak pas cangkruk di warkop Pak Waw. Kenapa tadi gw gak mesan wedang jahe aja ya? Apa gw ini resmi sebagai caffeine-addict yang otomatis langsung tertuju pada si cairan hitam pekat itu?
Sebenarnya kawan, gejala (sulit tidur) ini hampir terjadi setiap hari, Ya, setiap hari! bahkan sejak gw masih SD. Biasanya dalam keadaan seperti ini gw gak pernah beranjak dari tempat tidur (seperti sekarang yang sedang menulis postingan ini), hanya mencoba untuk mengosongkan pikiran hingga terlelap sendirinya. Entah ini yang orang-orang kenali sebagai Insomnia, entah bukan. Yang jelas gw menolak istilah ini, cukuplah dengan sebutan susah tidur saja karena kemarin malam gw ngobrol via YM dengan depol (junior di jurusan gw) si kecebong. Diskusi mengenai segala macam, hingga mengarah pada si Insomnia. Kata temannya, insomnia itu gejala sakit jiwa tingkat rendah. Ya, sakit jiwa! Gw dan dia sependapat ogah disebut Insomniac (penderita Insomnia) karena adanya unsur sakit jiwa di dalamnya, walaupun tingkat rendah sekalipun. Hahaha.. Cukuplah disebut sulit tidur saja.
Suatu kali ketika sarapan di warung J-1 dekat kost, televisi disana sedang nyiarin acara Healthy Life nya Metro TV dengan bahasan mengenai Insomnia. Dari tayangan itu gw menyimpulkan bahwa Insomnia itu timbul dari pola hidup yang tidak "sehat". Pertama, masyarakat perkotaan yang cenderung hidup dalam kondisi "under-pressure" dengan banyaknya tekanan, tuntutan, kebutuhan ataupun kemauan agar bisa "survive" yang terus melintasi pikiran sehingga tubuh tidak mampu mencapai kondisi rileks sebelum istirahat. Kedua, pola makan/minum yang mengganggu metabolisme tubuh seperti yang tadi gw lakukan (ngopi). Sifat caffeine dalam kopi (dan sedikit terdapat dalam teh juga ternyata) yang mampu memacu denyut jantung agar darah dengan cepat dipompa ke otak mampu membuat pikiran terus "aware" seharusnya tidak perlu saat kita bersiap menuju proses relaksasi sebelum tidur. Sialnya kenapa gw gak ingat ini semua, padahal besok pagi ada janjian dengan seorang sahabat untuk renang di KONI. -_-
Sumpah gw iri seiri-iri nya dengan seorang teman seangkatan gw yang dari Kediri (Ika anak Pak Suratno a.k.a Mbek) yang bisa tidur dalam sekejap mata. Pernah suatu kali pas ngegarap tugas kelompok bareng di kontrakannya, dengan mudahnya dia tertidur padahal sedetik sebelumnya gw lagi ngobrol dengannya. Gw sempat menangkap kata ngantuk, dan gw tanggapi dengan santai kalau belum boleh tidur kalau tugasnya belum kelar. Begitu gw noleh, voila! Dia sudah tidur dengan lelapnya (benar-benar tidur, gw yakin!) dan gw ga tega ngebangunin. Matanya seolah-olah memiliki sensor dengan program "pejam langsung tidur". Begitu mudahnya.. Kenapa gw gak punya bakat seperti itu? LOL

Start It Over

Gw ga bisa tidur dan akhirnya bangunin Susie (laptop kesayangan yang setia menemani sejak gw maba). Entah ada angin apa, tiba-tiba terbesit keinginan untuk membangkitkan "obsesi" yang lama terkubur dalam otak gw yang sepertinya semakin menyusut ini.. menulis, menulis dan menulis... Namun bukan menulis ilmiah untuk TA (Tugas Akhir) tentang Highest and Best Use (HBU) seperti yang akhir-akhir ini sedang gw tekuni, agar status ST (Sarjana Teknik) dapat gw sandang dengan bangga tahun ini. (Amin) :)
Kemarin malam gw iseng-iseng browsing mencoba mengubur penat setelah sorenya menghadapi sidang pembahasan TA. Gw mendapati tulisan-tulisan yang menarik dalam blog beberapa teman dan gw berpikir ada baiknya gw juga mulai menulis sesuatu (lagi). Bercerita apa saja sepuasnya kepada siapa saja yang mau mendengar, maksud gw membaca. :p
Bisa kawan lihat kapan posting terakhir gw di blog sederhana ini. Shame on me!

So, let's start it over..

Kamis, Januari 07, 2010

25 Keuntungan Tidak Menghisap Rokok

Jika selama ini ancaman kesehatan dan kerugian akibat merokok tidak mempan membuat seseorang berhenti merokok, bagaimana jika membeberkan semua keuntungan yang bisa didapatkan jika tidak merokok? Berikut ini adalah 25 keuntungan jika kita tidak menghisap rokok.
Seperti dikutip dari Health, Rabu (6/1/2010), peneliti dari Peninsula Medical School, Inggris menyebutkan banyak keuntungan yang akan didapatkan seandainya tidak merokok, diantaranya 25 keuntungan berikut.
1. Bisa menghemat, tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli rokok dan bisa membeli barang-barang lain yang diinginkan.
2. Menghirup lebih sedikit bakteri menghisap rokok sama dengan menghirup bakteri yang bisa membuat sakit.
3. Lebih pintar karena terhindar dari kecanduan zat kimia rokok yang bisa merusak otak.
4. Memiliki gaya bercinta dan kemampuan seksual yang lebih baik karena aliran darah dan sirkulasinya yang lebih baik dan bersih.
5. Tidur lebih nyenyak dan lebih baik karena nikotin adalah zat yang bisa mengganggu produksi hormon tidur.
6. Punya tulang yang lebih sehat dan kuat karena kepadatan mineral tulang tidak akan tercuri dan berkurang akibat rokok.
7. Terhindar dari penyakit psoriaris karena studi terkini menyebutkan ada hubungannya antara perokok dengan penyakit kulit psoriaris.
8. Merasa lebih hangat dan tidak kedinginan karena sirkulasi darah akan berjalan dengan lancar dan menghangatkan tubuh.
9. Yang memiliki penyakit AIDS tidak akan mengalami proses kemunduran daya tahan tubuh yang lebih cepat. Anda akan terhindar dari semua penyakit kronis yang disebabkan rokok, terutama penyakit jantung yang punya risiko 4 kali lipat.
10. Terhindar dari meninggal dunia karena tumor otak karena asap rokok yang masuk ke paru-paru bisa menyebar cepat ke dalam pembuluh darah di otak.
11. Memiliki gigi yang lebih bersih dan sehat karena zat kimia dalam rokok tidak masuk lagi ke mulut dan tidak akan merusak gigi.
12. Memiliki keriput yang lebih sedikit karena rokok bisa merusak jaringan dan elastisitas kulit setelah 10 tahun.
13. Memiliki indera penciuman yang lebih baik dan mengonsumsi makanan dengan lebih nikmat.
14. Bisa punya rambut yang lebih kuat dan tidak akan cepat mengalami kebotakan.
15. Menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan produktif karena jarang sakit.
16. Terhindar dari stres karena tekanan keluarga dan orang-orang yang ingin Anda berhenti merokok.
17. Terhindar dari batuk dan bronkitis yang mengganggu.
18. Menyelamatkan bayi dan anak-anak yang tidak berdosa dari gangguan asap rokok.
19. Memiliki sperma yang lebih banyak dan sehat karena risiko sperma cacat akibat bahan kimia rokok akan berkurang.
20. Lebih dicintai pasangan, menjadi pencium yang baik dan kemungkinan dicampakkan berkurang karena kebanyakan wanita tidak suka bau asap rokok.
21. Menjadi contoh dan figur yang baik untuk teman yang ingin berhenti merokok.
22. Bisa bernafas lebih panjang karena karbonmonoksida dari rokok tidak akan masuk ke dalam darah dan membatasi jumlah oksigen untuk bernafas.
23. Bisa punya kemungkinan untuk hamil lebih besar karena terhindar dari kanker ovarium atau rusaknya sel-sel telur dan fungsi reproduktif wanita.
24. Punya risiko melahirkan anak cacat yang lebih rendah karena zat kimia dalam rokok bisa menyebabkan mutasi gen yang diturunkan pada anak.
25. Memiliki umur yang lebih panjang karena setiap satu batang rokok yang dihisap bisa mengurangi 11 menit kesempatan hidup.

sumber : detik.com
Dan tentunya masih banyak lagi keuntungan dari tidak merokok.